Perananan Mahasiswa IPB untuk membantu permasalahan anak jalanan Bogor

PERANAN MAHASISWA PERTANIAN IPB
MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK JALANAN MELALUI
USAHA DAUR ULANG KAIN PERCA
ABDUL RAHMAN PUTRA
MAHASISWA TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA
BOGOR AGRICULTURAL UNIVVERSITY- http://www.ipb.ac.id"

Sejarah Anak Jalanan Indonesia
Realita yang terjadi pada kehidupan sosial masyarakat Indonesia benar-benar membuat kita miris. Kejahatan sosial terjadi dimana-mana, termasuk yang paling menyita perhatian kita adalah masalah sosial yang menimpa anak-anak. Kekerasan itu baik kekerasan fisik, psikis, dan seksual, masih menjadi fakta yang tidak tersembunyikan lagi. Karenanya, tidak tepat jika kekerasan terhadap anak dianggap sebagai urusan domestik, atau masalah internal keluarga yang tidak boleh diintervensi oleh masyarakat,pemerintah,dan penegak hukum. Apalagi masalah anak jalanan yang jelas-jelas merupakan kewajiban kita bersama untuk menyelesaikannya.
Anak jalanan digambarkan sebagai kelompok masyarakat dengan tingkat stratifikasi sosial rendah atau merupakan golongan bawah dengan status sosial serta posisi kekuasaan/wewenang (power/autority) yang tidak jelas. Tidak memiliki banyak akses ke sumber daya serta tidak memilki kemampuan untuk menjadi subjek(Ritzer dan Godman, 2004)
Anak jalanan pertama kali muncul di Indonesia setelah krisis ekonomi yansg terjadi pada tahun 1997(Irwanto,et al, 1998). Munculnya anak jalanan diakibatakan keterpurukan ekonomi yang dialami oleh masyarakat yang mengakibatkan banyak yang kehilangan pekerjaan dan tidak mampu membiayai keluarganya secara material, sehingga anak anak yang harusnya duduk dibangku sekolah ataupun bermain dituntut untuk turun kejalanan dan membantu orang tua mencari nafkah.
Berdasarkan hasil survey dan pemetaan sosial anak jalanan pada tahun 1999 yang dilakukan oleh Unika Atmajaya Jakarta dan Departeman Sosial dengan Dukungan Asia Development Bank, jumlah anak jalanan adalah 39.861 orang., yang tersebar di 12 kota besar. Pada tahun 2004, menurut Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Departemen Sosial, jumlah anak jalanan sebesar 98.113 orang, yang tersebar di 30 Provinsi.


Kondisi Anak Jalanan
Anak-anak yang hidup dijalanan atau yang melakukan kegiatan di jalanan, sangat rentan mendapat perlakuan kekerasan dan eksploitasi. Sudah menjadi hukum di jalanan, siapa yang kuat merekalah yang menang.Masa anak-anak yang mestinya dihiasi dengan keceriaan dan kemanjaan, terpaksa harus berjuang sendirian mempertahankan hidup. Fisik dan jiwa yang masih rentan, secara terpaksa harus berhadapan dengan dunia yang keras dan kejam, yaitu dunia jalan.

Masalah sosial anak jalanan berkaitan pula dengan ketidakmampuan anak
memperoleh haknya, sebagaimana diatur oleh konvensi hak anak. Juga disebabkan
kurangnya aksesibilitas anak, akibat berbagai keterbatasan sarana dan prasarana yang ada. Baik di rumah dan di lingkungan sekitarnya, untuk dapat bermain dan berkembang sesuai dengan masa pertumbuhannya. Terkait dengan kondisi tersebut, permasalahan anak jalanan sudah merupakan permasalahan krusial yang harus ditangani sampai keakar-akarnya. Sebab jika permasalahan hanya ditangani di permukaan saja, maka setiap saat permasalahan tersebut akan muncul dan muncul kembali, serta menyebabkan timbulnya permasalahan lain yang justru lebih kompleks. Seperti munculnya orangdewasa jalanan, kriminalitas, premanisasi, ekploitasi tenaga,ekploitasi seksual,penyimpangan perilaku. Jika masalah ini tidak segera diatasi, maka akan menimbulkan ancaman bagi kelangsungan masa depan anak itu sendiri bahkan akan sangat membahayakan masa depan bangsa kita karena rendahnya kualitas pemuda Indonesia(Tjahjorini,2004)
Pihak yang Berperan Dalam Menyelesaikan Masalah Anak Jalanan

Masalah yang di hadapi anak jalanan harus segera kita selesaikan. Semua pihak harus berpartisipasi dalam mewujudkan cita –cita bersama kita ini. Tentu saja masing – masing pihak memiliki perannya masing masing. Pihak utama yang harus berperan aktif dalam menyelesaikan masalah ini adalah bagian internal dari anak jalanan yaitu orang tua anak. Karena pendidikana dasar dan penanaman tentang moral yang baik harus berasal dari rumah. Sikap juga akan semakin kuat dengan dengan semakin lamanya orang menganut sikap itu. Jadi jika dari rumah telah ditanamkan tentang pentingnya sukses maka ini akan tertanam dalam jiwa anak.
Kelompok kedua yang harus ikut berperan dalam menyelesaikan masalah ini adalah masyarakat. Masyarakat harus bisa menghargai dan memahami keadaan anak jalanan. Karena masyarakat adalah orang yang berhak membentuk kesan terhadap anak jalanan. Sehingga masyarakat harus membentuk satu sikap bahwa anak jalanan itu bukan lah masalah, melainkan adalah orang yang butuh perhatian. Masayrakat juga secara informal bisa memberikan kesempatan pendidikan infomal dan juga memberikan pekerjaan informal kepada anak jalanan.
Pemilik pabrik tekstil yang merupakan pokok dari usaha mewujudkan kemandiran anak jalanan juga memiliki peranan penting dalam hal memberikan kesempatan kepada anak jalanan untuk dapat memanfaatkan limbah pabrik mereka agar bisa diolah oleh anak jalanan dan didaur ulang.
Selanjutnya juga yang peranannya sangat penting dalam membangun jiwa kreativitas anak jalanan adalah pemerintah. Pemerintah memiliki peranan yang strategis dalam hal pengembangan kesempatan pendidikan kepada mereka. Pengembangan itu bisa melalui peStidikan formal secara gratis dan juga bisa melalui pembekalan keterampilan melalui kursus.

Strategi untuk Mencapai Tujuan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan cara melakukan pendekatan kepada anak jalananan berumur 6-12 tahun dan keluarga mereka agar mendapatkan kepercayaan mereka, agar gagasan ini dapat direalisasikan. Tidak mudah untuk mendapat kepercayaan itu, mungkin saja dianggap sebagai komplotan penjual anak atau orang yang berniat jahat pada anak jalanan. Karena itulah kerja sama dengan pemerintah perlu dilaksanakan, selain pemerintah perlu ada juga kerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) yang mendukung gagasan ini dan menjadi penanggung jawab saat kegiatan dilaksanakan. LSM yang dipilih mesti LSM yang telah dipercaya oleh masyaraaskat setempat atau LSM yang memang bergerak dibidang pemberdayaan anak jalanan.
Karena keterampilan yang diberikan membutuhkan potongan kain hasil limbah pabrik tekstil, maka perlu adnya kerja sama dengan pabrik tekstil sebagai pemasok bahan baku. Pabrik yang dipilih adalah pabrik yang benar –benar mendukung gagasan ini dan dapat memiliki tujuan sama agar tidak ada permasalahan yang muncul dikemudian hari.
Setelah mendapatkan dukungan dari LSM yang menjadi penanggung jawab, pabrik tekstil yang akan memasok bahan baku, dan telah ada anak jalanan yang akan diberikan keterampilan sesuai dengan gagasan ini dapat dilaksanakan, anak –anak jalanan dapat dilatih dan hasil penjualan akan disimpan sebagai kas dan akan dibagikan kepada mereka setelah uansg yang dikumpulkan cukup bagi mereka untuk memulai usahanya sendiri dengan bekal pengetahuan wirausaha yang diberikan pada mereka.
Sebagai titik permulaan, akan dimulai dari kelompok kecil antara 20-30 anak, setelah anggota kelompok ini menguasai keterampilan yang diberikan, mereka dapat membuka usaha sendiri dan memberikan pekerjaan kepada anak jalanan lainnya. Dengan demikian akan ada regenerasi dalam peaksanaan gagasan ini dan tidak terpusat pada satu perkumpulan anak saja.

Teknik Implementasi yang Dilakukan
Teknik implementasi yang bisa dilakukan adalah melakukan pendekatan kepada anak jalanan. Teknik pendekatan yang dilakukan haruslah teknik yang pendekatan yang tepat. Karena selama ini pemerintah telah melakukan pendekatan kepada anak jalanan yang bersifat akomodatif, namun pelaksanaan program yang terlalu kaku berakibat pada tidak terlaksananya pendekatan ini secara baik.
Dalam pandangan lain, anak jalanan sendiri memiliki stigma bahwa masyarakat telah mengaggap mereka memilki prilaku menyimpang dari norma umum.
Jadi teknik implementasi yang akan dilakukan adalah melakukan pendekatan yang benar kepada anak jalanan dengan mengubah stigma dan perilaku mereka. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah pemanasan ,tujuannya adalah memotivasi dan mengkondisikan individu baru untuk siap melakukan perubahan. Selanjutnya adalah Pengubahan, apabila seseorang telah termotivasi untuk berubah mereka siap untuk menerima perilaku baru. Yang terakhir adalah pembekuaan kembali, apabila perilaku baru telah terinternalisasi pada saat dipelajari, secara otomatis akan mudah untuk dilakukan pembekuaan sikap yang baru karena hal itu telah tertanam dalam diri(Sears, 1990)
Setelah terbentu perilaku baru yang positif, barulah setelah itu anak jalanan diberikan pelatihan tentang daur ulang kain menjadi boneka atau tas –tas kecil dan memberikan teknik kewirausahaan kepada anak jalanan. Karena akan lebih mudah untuk melakukan pembinaan kepada anak yang telah ditanamkan kepada anak tentang pentingnya hidup mandiri. Dengan upaya ini saya yakin bahwa tujuan untuk memberikan solusi kepada anak jalanan akan terimplementasi secara baik.

Hasil yang Akan Didapat
Haasil yang akan dicapai bersifat rantai, diawali dengan kelompok kecil yang dibentuk dengan bekerja sama dengan pemerintah, LSM dan industry tekstil akan semakain berkembang setelah setiap anak jalanan yang menjadi anggota kelompok kecil ini telah cukup modal dan cukup bekal pengetahuan entrepreneurship yang memadai mampu membentuk kelompok serupa dan memperkerjakan anak jalanan lainnya. Maka lambat laun kelompok yang awalnya hanya berjumlah 20-30 orang akan membentuk jaringan yang luas, dengan kata lain anak jalanan yang selama beberapa tahun ini kian bertambah akan berkurang sedikit demi sedikit karena mereka telah memiliki pekerjaan yang lebih baik dari sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Irwanto, Mohammad Farid, dan Jeffry Anwar.1998. Ringkasan Analisa Situasi Anak
yang Membutuhkan Perlindungan Khusus. Jakarta: PKMP Atmaja Jaya

Ritzer, George dan Douglasj.Godman. 2004. Teori Sociology Modern. Tribuwono
B.S penerjemah.Jakarta :Kencana

Seats, O David. Psikologi Sosial. Michael Aryanto dan Savitri Soekrisno,penerjemah.
Jakarta : Erlangga

Tjahjorini, Sri Sugiharto.2004. Strategi Mengubah Perilaku Anak Jalanan : Sebuah Pemikiran. Makalah. Makalah pribadi Falsafah Sains,2 November 2004




Informasi Seputar Mahasiswa IPB
http://e-material.perpustakaan.ipb.ac.id


http://lpppm.ipb.ac.id/

http://www.blogger.com/rks.ipb.ac.i

http://iirc.ipb.ac.id/

Category:

0 komentar:

Posting Komentar