Papa Sakit (lagi)
Hari ini selasa 5 april 2011, aku sedang berkunjung ke perpustakaan IPB. Berkunjung sekedar untuk mencari tempat yang nyaman untuk belajar, karena mau mempersiapkan diri menghadapi UTS genap. Suana perpustakaan IPB tetap seperti biasa, tenang, tertata dan bersahaja. Aku mencari tempat yang paling pojok dari perpstakaan, karna tidak tau ada angin apa, aku merasapojok perpustakaan sebagai tempat yang paling nyaman(walau biasanya duduk di bagian tengah jantung perpustakaan). Tak lama setelah aku membolak - balikan beberapa slide kuliah, dan masuk ke zona konsentrasi ku, HP ku berdering. Ternyata kakak ku dari kerinci yang menelepon, langsung ku angkat HP ku, dan seketika terdengar Suara "hallo " dari ujung telpon yang lain.
h"hALO, rahman, lagi dimana, lagi ngapain, lagi kuliah ya", secara bertubi tubi tiga potong pertanyaan itu menjadi kalimat pembuka pembicaraan kami, walau hanya satu pertanyaan yang kujawab"gag lagi kuliah kok, emang ada apa bang? " aku kembali bertanya.
" oh, gag kuliah ya,ini papa sakit lagi, ?".... iformasi itu ku terima dengan tenang mengingat itu bukan kabar yang baru dan tidak terlalu mengejutkan bagiku yang sudah terbiasa dengan kabar ayah yang sakit dan bolak - balik dirawat kerumah sakit dikarenakan penyakitnya yang telah konplikasi dan disebabkan faktor usianya."oh papa sakit lagi ya, dibawa kerumah sakit ya? msih karena sakit yang lama ya bang?" di ujung telpon sebelah sana abangku sudah standby untuk menjwab pertanyaan ku, dan seolah sudah tau aku akan bertanya tentang itu...." iya, papa tadi jam 3 pagi dibawa kerumah sakit, penyakit lamanya masih tetap, tapi kali ini papa dibawa kerumah sakit, tadi pagi papa jatuh kaena mau kekamar mandi, dan kepalanya berdarah" alangkah kagetnya aku mendengar jawaban yang tidak pernah ku prediksi sebelumnya, lalu seperti meriam yang ditembakkan, pertanyaan ku selanjutnya bertubi - tubi menyerang ganggang HP kakakku di ujung nun jauh disana "apa jatuh?, parah gag bg?, siapa yang jaga dirumah sakit? mama dimana?" abnagku menjawab dengan tenang, walau perasaanku yakin bahwa jawaban tenang itu adalah ketenangan yang seikit dipaksakan" lukanya lumayan parah, sampai harus dijahit, jahit 7, dan darahnya sampai sekarang masih keluar terus, dokter bilang darah papa ada kelainan, jadi sulit untuk beku dan berhenti" aku langsung melelleh mendengar jawaban dan kenyataan itu, rasa seihku langsung naik sampai keubun-ubun, walau tetap berusaha terlihat tenang."ya udah man, yang penting udah tau dulu ya, jangan terlalu cemas, papa akan baik - baik aja kok."
pembicaraan akhirnya berakhir dengan salam dan tak lupa kata- kata ku terakhir"kalo ada perkembangan apa- apa kasih tau ya bang...." TUTTUTTUT.... hubungan telpon terputus.... konsentarsi untuk menghadapi ujian menjadi buyar... yang teringat adalah wajah papa... papa yang dulu saat dirumah selalu menjadi tokoh yang tergas dan terkdang sangar bagi ku, papa yang dulu sering ku marahi dan ku debatkan dengan teori - teori kosongku, ketika dia berbuat agag aneh walau sebernya wajar... papa yang wajahnya semakin tua karena faktor usia dan raut fikiran yang berat, papa yang dulu sering menjadi objek kekesalan ku...
sekarang aku di tempat yang jauh disini menjadi sangat enyesal dan menjadi sangat sedih dengan berita ini, aku tidak bisa mendampingi beliau disaat dia butuh aku, aku tidak bisa memasuh luka yang berdasarkan kabar dari kakaku tadi tidak berhenti - henti mengalir.... aku tidak bisa menghiburnya untuk mengurangi rasa sakit lukanya.... dari tempat jauh ini aku hanya bisa melayangkan doa untukmu papa, aku ingin sekali mencium pipi keriputmu, dan membasuh lukamu.... papa.... mamafkan ankmu... semoga allah selalu menyangimu,...sebagaimana kau selau dengan tulus membesarkan anak -anakmu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar